Sehabis dari pertemuan dimakkah,
wali paidi kembali lagi keindonesia,
wali paidi pingin mencoba ilmu
yang baru saja didapat dari temannya wali dari india,
naseer khan yaitu ilmu melipat
bumi, teman wali paidi ini memang terkenal sakti,
seluruh biksu di india tidak
dapat menandingi kesaktiannya,
bahkan biksu dari tibet banyak
yang masuk islam, setelah kalah bertarung dengan naseer khan ini,
ketika berangkat kemakkah wali
paidi “nunut” temannya dari india ini,
wali paidi hanya disuruh
menggandeng tangannya lalu tiba-tiba saja cling
wali paidi dan temannya naseer
khan sudah berada dimakkah diatas bukit tempat pertemuan.
dan karena kasihan wali naseer
khan ini meng ijazahkan ilmu melipat bumi kepada wali paidi, supaya diacara
pertemuan-pertemuan yang akan datang wali paidi tidak repot mencari tunutan
lagi.
Wali paidi memejamkan matanya dan
mulutnya mulai berkomat kamit membaca doa-doa khusus, tiba – tiba tubuh wali
paidi terasa dingin, bumi yang didudukinya terasa seperti es, wali paidi
membuka matanya tampak didepannya bukit yg tertutup es, dia melihat kebawah,
bumi yg didudukinya juga terbuat dari es,
“dimanakah aku ini “ bathin wali
paidi
Wali paidi berdiri, melihat
sekelilingnya, semuanya tampak putih tertutup salju,
wali paidi berjalan mengitari
tempat yg belum pernah dilihat selama hidupnya, sepi tiada orang sama sekali,
lamat lamat wali paidi mendengar ada orang yg bersenandung membaca sholawat,
wali paidi dengan langkah perlahan lahan mengikuti asal suara senandung
sholawat tersebut, dan tampaklah di depannya beruang besar putih, membungkuk
ditepi sungai mencari makanan ikan segar,
masya Allah ternyata yg
bersenandung itu bukan manusia tapi beruang putih ini, wali paidi berhenti,
beruang putih itu menoleh kepada wali paidi dan berkata kepadanya
“assalamu’alaikum “ucap beruang
itu
“wa alaiku salam “jawab wali
paidi dg perasaan kaget dan heran
“kamu wali paidi ya, aku tadi
dapat khabar kalau nanti ada orang yg kesasar kesini, namanya wali paidi, “ucap
beruang itu,
setelah memakan ikan yg baru
didapatnya beruang putih itu melanjutkan berkata lagi
“kamu jangan kuatir memang sudah
biasa orang belajar itu tidak bisa lansung menguasai ilmu yang baru didapatnya,
cobalah sekali lagi ” kata beruang tersebut lalu pergi meninggalkan wali paidi
Wali paidi diam seribu bahasa,
wali paidi mendongak ke atas melihat posisi matahari, ternyata dia kesasar ke
kutub selatan , dan bertemu beruang putih yg bisa bicara,
Setelah sholat sunnah dua rokaat,
wali paidi mulai merapal doanya kembali dan cling....
Wali paidi membuka matanya
kembali, dan betapa kagetnya wai paidi ketika membuka matanya tampak
disekelilingnya banyak orang berlarian dg memakai baju gamis selutut dg memakai
surban, tampak ditangan mereka senjata AK 47, terdengar suara bising peluru
berseliweran
“aduh..kesasar lagi aku ini, tadi
kesasar kekutub selatan , sekarang kesasar lagi ke afghanistan, wes- wes kok
gak kesasar ke hollywood saja...”
Wali paidi mengamati salah satu
pasukan yg semuanya berjenggot panjang, wali paidi tersenyum sendiri melihat
jenggot mereka, memang di negara yg dikuasai taliban ini bukan operasi helm yg
dilakukan disana tapi operasi jenggot, kalau ada laki-laki yg tidak berjenggot
maka kena tilang.
Wali paidi berdiri berjalan
mencari ketempat yg sepi, wali paidi tidak suka dg peperangan,
wali paidi memutuskan untuk
lansung pergi saja, setelah menemukan tempat yang sepi
wali paidi mulai merapal
do’a-do’a ilmu melipat buminya lagi
Angin sepoi-sepoi menerpa wajah
wali paidi, wali paidi membathin mudah-mudahan tidak kesasar lagi, wali paidi
membuka matanya perlahan-lahan tampak didepannya rumah yg terbuat dari kayu,
persis rumah para transmigrasi diluar pulau, tidak lama kemudian keluarlah
seorang tua berpeci putih
dg baju taqwa dan bersarung
melambaikan tangannya memanggil wali paidi,
wali paidi teringat dg orang tua
ini, beliau adalah habib ali alhabsyi pahat malasya,
yg kemarin juga ikut pertemuan di
makkah,
“masya Allah ternyata aku masih
kesasar lagi “ bathin wali paidi
Wali paidi melangkahkan kakinya
mendekati habib ali alhabsyi, wali paidi teringat beberapa tahun yg lalu ketika
sayyid maliki dari makkah mau berkunjung ke ndalemnya habib ali ini,
di dalam perjalanan sayyid maliki
ini tiba- tiba merasakan kangen yg amat sangat terhadap datuknya baginda Nabi
Muhammad, setelah sampai didepan ndalem habib ali ,
habib ali hanya menyuruh masuk
sayyid maliki, sedang rombongan yg lain disuruh menunggu diluar, beberapa menit
kemudian sayyid maliki keluar dg beruraikan air mata, sayyid maliki menangis
tersedu- sedu
“sudah terobati kangenku...”ucap
sayyid maliki dg masih menangis
Ternyata ketika sayyid maliki
masuk ke ndalemnya habib ali, sayyid maliki dipertemukan oleh habib ali dengan
baginda Nabi Muhammad , subhanallah.....
“mari masuk nak, jangan melamun
saja “ucap habib ali
“inggih mbah...” jawab wali
paidi, lalu melangkah mendekati habib ali ,
setelah mencium tangan beliau,
wali paidi masuk ke ndalem
“ kamu memang gak bakat dg ilmu
melipat bumi itu nak paidi, jadi nanti gak usah dicoba lagi, kamu naik pesawat
saja dari sini ke indonesia “kata habib ali
“ inggih mbah “ jawab wali paidi
“siapa tahu nanti ketika kamu
naik pesawat, kamu bertemu dg mulan jameela yg kamu gandrungi itu “ goda habib
ali
“hahaha....”wali paidi hanya bisa
tertawa mendengar godaan habib ali ini
Setelah makan bersama, wali paidi
pamit pulang, habib ali menepuk- nepuk pundak wali paidi mengantarkannya keluar
dari ndalem
“ingat perintah sang sultan nak
paidi, setelah sampai ke rumah segeralah ke gunung arjuna untuk kholwat
disana..”
“inggih mbah “ jawab wali paidi
Setelah mencium tangan habib ali,
wali paidi beranjak pergi kebandara , naik pesawat pulang ke indonesia
To be continue ke Episode 3
0 Response to "Wali Paidi Episode 2"
Posting Komentar